Penantang Teori Relativitas Albert
Einstein, Jacob Barnett
Makalah disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah pendidikan anak berbakat yang diampu oleh Mohammad Anwar, M.Pd.

Penyusun:
Nama : SINTA AYU SAPUTRI
NIM :
K5115057
PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN LUAR
BIASA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Maret, 2016
Rangkuman
Jacob Barnett adalah seorang anak
berusia 17 tahun yang mempunyai IQ 170. IQ-nya melebihi orang yang dianggap
paling jenius sedunia, sang penemu teori relativitas, Albert Einstein, yang
memiliki IQ 160. Banyak orang yang memiliki IQ lebih tinggi dari Jacob, mulai yang
ber-IQ 180 sampai lebih dari 190. Namun, ia berbeda dan itu membuat saya kagum
akan kecerdasannya. Jacob adalah anak berbakat dengan kemampuannya di bidang
akademik, terutama dalam hal fisika maupun matematika. Di usianya yang masih
muda, ia mampu memecahkan teori Big Bang yang rumit. Hal tersebut telah menarik
khalayak umuum, tak terkecuali seorang ilmuwan bernama Professor Scott Tremaine,
yang merasa kaget melihat teori yang dibuat Jacob. Anak yang menggemari di
bidang astronomi ini, juga membuat rekor sebagai orang termuda di dunia peneliti
bidang antrofisika.
Di usianya yang belum mencapai 20 tahun,
Barnett bahkan direkrut sebagai peneliti di Universitas Indiana, Amerika
Serikat dan menjadi pengajar di salah satu universitas di Amerika Serikat.
Kini, Ia juga sedang mengerjakan proyek ambisius untuk menentang teori
relativitas Albert Einstein. Hal itu tentu membuat saya dan siapapun kagum melihat
dirirnya. Para ahli mengatakan siapapun yang mampu menentang teori tersebut,
maka ia pantas untuk diberi penghargaan hadiah Nobel.
Semula, orang di sekitar Barnett tidak
percaya akan kecerdasan yang dimilikinya. Namun setelah dilakukan tes
intelektual, Jacob memang memiliki IQ yang tinggi. Ada hal yang membuat saya
tertarik dari semua pernyataan tersebut, dimana Jacob Barnett didiagnosa
mengalami autis ringan pada usia 2 tahun dan dokter mendiagnosa bahwa ia tidak
akan mampu berbicara, tidak mampu menatap mata lawan bicaranya, dll. Dengan apa
yang dideritanya, Jacob mampu melawannya dan mampu membuktikan bahwa ia
memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan menangkal diagnosis tersebut. Hal
tersebut membuat saya semakin terinspirasi dan kagum untuk mengulik kemampuan
intelektual maupun perjuangan Jacob melawan apa yang dideritanya. Dengan
demikian, Jacob Barnett pantas untuk menjadi salah satu tokoh menginspirasi
khalayak umum, terutama kisah perjuangan dan dedikasinya terhadap kemampuan
yang dimilikinya.
Profil

Nama : Jacob
L. Barnett
Nama lain : Jacob
Barnett
Tempat, tanggal lahir : Indianapolis, 26 Mei 1998
Usia :
17 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status pernikahan : Belum menikah
Kebangsaan : Amerika
Serikat
Ibu : Kristine
Barnett
Pendidikan : Sertifikat Kelulusan,
Perimeter Scholars International 2014
Hobi : Bermain basket
Jacob L. "Jake" Barnett adalah seorang anak kebangsaan Amerika yang mempunyai kemampuan
Intelektual diatas rata-rata yaitu dengan IQ 170, melebihi IQ dari tokoh
terkemuka Albert Einstein yang memiliki IQ 160. Menurut sebuah
memoar berjudul
“The Spark: A Mother's Story of Nurturing Genius” yang
ditulis oleh ibunya, ketika berusia dua tahun Jacob juga didiagnosis
memiliki autisme. Barnett mengidap Aspergers syndrome (sebuah sindrome
autis ringan).
1
Riwayat Pendidikan
Ketika Jacob
berumur 2 tahun, ia didiagnosis menderita autis. Dokter memberitahu orang tua
Jacob bahwa dia kemungkinan tak akan bisa berbicara atau membaca, atau bahkan
mengurus dirinya sendiri seumur hidup. Namun kenyataannya,
diagnosis dokter tersebut salah
besar.
Pada usia tiga tahun, Barnett mampu menyelesaikan 5000 potong
teka-teki, mengisi notebook dengan perhitungan, mempelajari peta jalan, membaca
dan menghafal setiap nama jalan raya dan awalan plat dari memori atau
ingatannya.
Setelah didiagnosa autis sejak usia dua tahun, Jacob
ditempatkan di sekolah dengan kebutuhan khusus. Pada usia 8 tahun, Jacob mulai
menyelinap ke belakang tempat kuliah di IUPUI. Ia mampu mengajar
kalkulus untuk mahasiswa disana. Guru dan dokternya pun terkejut saat
mengetahui hal itu. Ia juga sering menulis angka-angka atau memecahkan teori
fisika yang sangat rumit di kaca, hingga kedua orangtuanya penasaran dan
merekam hasil pemikirannya tersebut, serta mengirim rekaman videonya ke
Institute for Advanced Study di dekat Princeton University, suatu lembaga
pendidikan terkenal di dunia. Bahkan seorang ilmuwan bernama Professor Scott
Tremaine kaget melihat teori-teori yang dibuat Jacob.
Selanjutnya, pada usia 10 tahun Jacob meninggalkan sekolah
dan mulai mengambil kelas pada pelajaran astrofisika lanjutan di Indiana
University - Purdue University Indianapolis. Kehadirannya di kelas cukup
menakutkan bagi banyak siswa berusia 18 tahun. Berbicara kepada Indy Star, Wanda
Anderson (seorang ahli biokimia terkenal) berkata, “Ketika saya pertama kali
masuk dan melihatnya, saya berpikir, "Oh Tuhan, saya pergi ke sekolah
dengan Doogie Howser (dokter muda dalam sebuah acara komedi).” Dia menambahkan,
"Banyak orang datang padanya untuk meminta bantuan ketika mereka tidak
memahami masalah fisika. Banyak orang berpikir orang jenius sulit untuk diajak
bicara, tapi Jacob menjelaskan hal-hal yang masih di luar kepala mereka." Profesor
Jacob, John Ross mengatakan penampilan Jacob di kuliah telah menonjol. Jacob
juga aktif di kelas, ia sering bertanya di kelas bahkan ia akan mengajukan
pertanyaan lebih rinci dengan menemui profesornya di kantor.
2
Ia selalu dua langkah
di depan materi kuliah. Semua orang di kelas terdiam. Dia duduk tepat di
barisan depan, dan mereka semua hanya melihat ke arahnya. Menurut orang tuanya,
Jacob memiliki masalah tidur di malam hari yaitu di saat ia terus memikirkan
angka di kepalanya. Tapi jauh dari mengeluh, Jacob telah mengubah malam tanpa
tidur untuk keuntungannya yakni dengan membongkar teori big bang.
Jacob Barnett belajar sendiri mengenai kalkulus, aljabar,
geometri dan trigonometri hanya dalam seminggu. Bahkan ia mengajari sesama
teman sekelas perguruan tinggi maupun mahasiswa yang lebih tua dari dirinya Selain
mengajari, jacob juga memiliki hobi bermain basket dengan anak-anak di
organisasi, tempat charity Jacob. Tempat ini merupakan tempat di mana anak-anak
dengan autisme terinspirasi setiap hari untuk menjadi diri mereka yang
sebenarnya dan dengan keahlian yang mereka miliki.
Sejak masuk ke
Indiana University-Purdue University Indianapolis (IUPUI) saat berusia 10
tahun, Jacob telah membuat profesor dan rekannya takjub dengan kecerdasannya
yang luar biasa. Saat berusia 14 tahun, ia telah menjadi mahasiswa Master yang
berusaha mendapatkan gelar PhD dalam bidang fisika quantum. Berdasarkan BBC,
remaja yang memiliki IQ 170 ini telah disiapkan untuk menerima hadiah Novel
suatu hari nanti.
Barnett dibawa ke
Perimeter Scholars International pada tahun 2013, tingkat program satu tahun non-gelar master di
Perimeter Institute for Theoretical Physics di Waterloo, Ontario. Pada usia 15
tahun, ia adalah mahasiswa
termuda dirawat di Program,
sejak kelas perdananya
empat tahun sebelum tahun 2009. Ia menyelesaikan program pada tahun 2014 dan kemudian telah
terdaftar sebagai mahasiswa doktoral
di Perimeter Institute.
3
Prestasi
Jacob Barnet, pemilik
IQ 170 (lebih tinggi dari Albet Einstein) telah mengejutkan para profesor
universitas setelah dia bergulat dengan beberapa konsep paling maju dalam
matematika. Hingga para profesor antre memintanya terlibat dalam penelitian
PHD. Ia mampu
memahami konsep paling canggih dalam matematika, sehingga membuatnya menjadi
salah satu siswa termuda mendapat gelar penelitian PHD. Selain itu, Barnett
telah membuat rekor sebagai orang termuda di dunia peneliti astrofisika. Dia
tidak puas untuk menghitung ulang yang telah dicapai dan telah menetapkan
tujuan baru untuk dirinya sendiri.
Saat ini, Jacob sedang direkrut sebagai peneliti di Universitas
Indiana, Amerika Serikat dan menjadi pengajar di salah satu universitas
di Indiana mengajar dalam dunia matematika (kalkulus, aljebra, geometri, dan
trigonometri). Tidak hanya itu saja, Jacob juga sedang mengembangkan teori
relativitas dari Einstein. Barnett menangani sendiri versi lebih luas dari
teori relativitas Einstein. Ia sedang bekerja untuk menantang teori Big Bang yang
memberikan penjelasan mengenai bagaimana alam ini terbentuk (Big Bang diberi
nama oleh Monsignor Georges Lemaître berdasarkan teori relativitas yang
dikemukakan oleh Albert Enstein). Ia pun mempertanyakan sejumlah kunci penting
dari teori Fisika Kuantum yang dilontarkan oleh Enstein. "Teori yang saat
ini sedang dikerjakannya melibatkan banyak permasalahan terberat di bidang
astrofisika dan teoritikal fisika," kata Scott Treain dari Princeton
University, Institute for Advanced Studies, di mana Enstein sebelumnya bekerja.
Jacob juga membuat karya berupa
makalah, dimana makalahnya tersebut kemudian diterima untuk publikasi oleh
Physical Review A, sebuah jurnal ilmiah bersama di situs seperti NASA,
Smithsonian, dan halaman web Harvard. Karya Jacob tersebut bertujuan untuk
membantu memperbaiki cara perjalanan cahaya dalam teknologi. Seorang profesor
di Princeton menegaskan bahwa karya itu adalah terobosan dan suatu hari nanti
bisa menghasilkan Hadiah Nobel. Jacob juga merupakan pemilik Jacob’s Place,
wirausahawan, CEO dan pendiri Wheel LLC, sebuah bisnis yang dimulai di garasi
ibunya, dan ia juga sedang dalam proses menulis sebuah buku untuk membantu
menghilangkan ‘phobia matematika’ bagi generasi muda.
4
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat
disimpullkan bahwa Jacob Barnett yang didiagnosa sebagai pengidap autis ringan,
mampu berprestasi di bidang akademik, khususnya bidang fisika. Ia memiliki
kemampuan menonjol pada kecerdasan yang dimilikinya, dimana kemampuan intelektualnya
di atas rata-rata yaitu dengan tingkat IQ 170. Bahkan ia melebihi tingkat IQ
Albert Einstein, yang hanya memiliki IQ 160. Dengan demikian Jacob Barnett bisa
disebut sebagai anak berbakat istimewa di bidang akademik yang menginspirasi
khalayak umum.
5
Referensi
http://www.binaautis.org/2013/01/inspirasi-jacob-barnett.html diakses
pada tanggal 5 Maret 2016 pukul 15.43
https://en.wikipedia.org/wiki/Jacob_Barnett diakses
pada tanggal 5 Maret 2016 pukul 15.45
http://gengsi-dong.blogspot.co.id/2013/12/diakah-sang-penerus-stephen-hawking.html diakses
pada tanggal 5 Maret 2016 pukul 16.04
http://emjeahsan.blogspot.co.id/2013/05/jacob-barnett-anak-autis-dengan-iq.html diakses
pada tanggal 5 Maret 2016 pukul 16.04
http://smsrsd-infopenting.blogspot.co.id/2011/04/manusia-genius-melebihi-einstein.html diakses
pada tanggal 5 Maret 2016 pukul 16.11
http://www.andriewongso.com/articles/details/4544/Anak-12-Tahun-Lebihi-Kejeniusan-Einstein diakses
pada tanggal 6 Maret 2016 pukul 11.03
6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar